Pompa pemadam kebakaran pada sistem hydrant berperan untuk memastikan air bisa tetap mengalir dengan tekanan yang cukup tinggi saat dibutuhkan dalam kondisi darurat. Ketika hydrant berfungsi, misalnya karena sprinkler pecah atau katupnya dibuka petugas, tekanan air langsung turun.
Di sinilah peran pompa mulai bekerja, sistem akan menghidupkan pompa untuk menjaga tekanan tetap stabil, sehingga air bisa disalurkan ke titik pemadaman secara maksimal.
Karena itulah, memahami cara kerja pompa hydrant sangat penting buat siapa saja yang terlibat dengan sistem keamanan kebakaran gedung atau fasilitas industri.
Cara Kerja Pompa Pemadam Kebakaran
Seperti yang sudah sempat dijelaskan sebelumnya, sistem ini bekerja secara otomatis saat terjadi penurunan tekanan yang biasanya disebabkan aktivasi hydrant atau pecahnya sprinkler.
Proses kerja pompa ini sudah termasuk tahapan awal mulai dari pengambilan air, peningkatan tekanan, sampai distribusi air ke pusat pemadaman api.
1. Sumber Air
Langkah pertama dalam proses kerja pompa pemadam kebakaran mulai dari koneksi ke sumber air, seperti tangki penyimpanan atau reservoir bawah tanah. Sumber ini harus selalu terisi dan siap pakai, karena tanpa air tidak bisa melakukan proses pemadaman.
2. Peningkatan Tekanan
Kalau airnya sudah tersedia, pompa mulai bekerja untuk menaikkan tekanan. Tujuannya agar air bisa mengalir dengan kuat dan cepat ke seluruh jaringan pipa yang terhubung ke alat pemadam, terutama saat terjadi kebakaran.
3. Distribusi Air
Air yang sudah bertekanan tinggi lalu disalurkan melalui pipa ke berbagai titik distribusi, seperti hydrant pillar di luar gedung atau sprinkler di dalam bangunan. Proses ini berlangsung sangat cepat agar pemadaman bisa langsung dilakukan tanpa kendala.
4. Aktivasi
Saat petugas membuka katup hydrant atau ketika sprinkler aktif karena suhu panas, air langsung keluar dari jalurnya. Kondisi ini menyebabkan tekanan air dalam sistem turun, secara otomatis akan membuat pompa tetap bekerja mempertahankan tekanan.
5. Pengaturan Tekanan
Pompa hydrant juga dilengkapi sistem kontrol yang memungkinkan petugas memadamkan api sambil mengatur tekanan air sesuai kebutuhan. Tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menghambat proses pemadaman, jadi penyesuaian pengaturan ini sangat penting.
6. Pengendalian Aliran
Petugas pemadam bisa mengarahkan dan mengontrol aliran air melalui nozzle di ujung selang hydrant. Dengan alat ini, mereka bisa mengatur seberapa jauh dan seberapa kuat air disemprotkan ke titik api.
7. Penutupan
Setelah proses pemadaman selesai dan api berhasil padam, katup hydrant atau sistem sprinkler harus dikembalikan ke posisi tertutup. Langkah terakhir ini penting untuk menghentikan aliran air dan menjaga sistem kembali ke kondisi siaga.
Seluruh proses kerja ini memperlihatkan bagaimana sistem hydrant bekerja dengan cepat ketika dibutuhkan. Dengan bantuan pompa pemadam kebakaran, air bertekanan tinggi bisa selalu tersedia untuk mendukung tugas pemadam kebakaran dalam kondisi darurat.